logo dkonsul
tekanan darah.jpg
Kesehatan

April 17, 2023

Anemia dan Tekanan Darah Rendah Berbeda, Lho!

Ditinjau oleh:

Hai gengs, sulit ga sih membedakan antara anemia dan tekanan darah rendah? Karena sebutan di masyarakat kita itu sama, sama sama kekurangan darah? Ya ga? Eits ternyata, anemia dan tekanan darah rendah itu beda lhoo! Yuk temukan perbedaannya melalui ulasan di bawah iniii…

Anemia atau biasa disebut kurang darah merupakan kondisi ketika sel darah merah dalam tubuh memiliki jumlah yang lebih rendah dari jumlah normal. Pada kondisi ini, haemoglobin pada darah memiliki jumlah yang menurun, di mana haemoglobin memiliki fungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, sehingga kebutuhan oksigen pada jaringan tubuh dapat tidak terpenuhi. Penentuan seseorang menderita anemia diperlukan adanya pemeriksaan sampel darah agar dokter dapat mengetahui kadar haemoglobin, kadar zat besi, vitamin B12, asam folat, dan mineral lain dalam darah. Jumlah normal haemoglobin dapat tergantung pada jenis kelamin, usia, maupun kondisi seseorang.

Bagaimanakah parameter orang disebut mengalami anemia?

Penetapan anemia dapat didasarkan pada kadar haemoglobin kurang dari kadar normal, menurut WHO dan Kemenkes RI (2011) kadar normal haemoglobin yaitu:

  • Laki – laki: 13 – 18 g/dL
  • Perempuan: 12 – 16 g/dL
  • Ibu hamil: lebih dari 11 g/dL
  • Anak – anak: lebih dari 11 g/dL Gejala anemia itu seperti apa? Gejala anemia yang muncul bergantung pada keparahan terjadinya anemia. Gejala yang biasanya muncul seperti:
  • Tubuh terasa lemas dan terasa cepat lelah
  • Kram otot
  • Kulit terlihat pucat
  • Sakit kepala atau pusing
  • Jantung berdebar
  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Telapak kaki dan tangan terasa dingin

Lalu, Apasih tekanan darah rendah itu? Tekanan darah rendah atau biasa disebut hipotensi merupakan kondisi di mana tekanan darah pada dinding arteri terlalu rendah. Saat darah mengalir melewati arteri, darah akan memberikan tekanan pada dinding arteri dan tekanan tersebut disebut tekanan darah. Pada kondisi tekanan pada arteri yang terlalu rendah dapat menyebabkan aliran darah ke organ tubuh berkurang, contohnya aliran darah ke otak, sehingga muncul gejala seperti pusing pada kepala. Menurut NHLBI (2020) nilai tekanan darah normal yaitu kurang dari 120/80 mmHg. Hipotensi terjadi bila tekanan darah kurang dari 90/60 mmHg (NHLBI, 2020). Seseorang dapat mengalami anemia karena beberapa faktor penyebab sebagai berikut:

  • Gangguan pencernaan yang dapat menyebabkan gangguan penyerapan zat bergizi dari makanan
  • Kehilangan darah akibat kecelakaan/cedera, perdarahan, atau operasi
  • Diet yang tidak seimbang seperti rendah zat besi, atau asam folat, atau vitamin B12
  • Memiliki riwayat penyakit kronis (diabetes, penyakit rematik, penyakit jantung, infeksi HIV/AIDS, kanker, penyakit ginjal)
  • Sedang hamil
  • Mengkonsumsi obat-obatan tertentu
  • Memiliki riwayat kesehatan dengan sumsum tulang (anemia aplastic, leukemia, limfoma, atau multiple myeloma) Sedangkan hipotensi terjadi karena beberapa hal seperti:
  • Kehilangan banyak darah
  • Infeksi serius
  • Reaksi alergi yang serius
  • Mengkonsumsi obat-obatan yang memicu hipotensi
  • Dehidrasi (tidak cukupnya cairan yang masuk dalam tubuh)
  • Gagal jantung

Nah, ini lho perbedaannya? Gejala anemia muncul karena kurangnya pasokan oksigen ke jaringan, sehingga gejala tersebut dapat muncul diberbagai jaringan tubuh. Pada kebanyakan penderita hipotensi, gejala yang muncul tidak disadari. Beberapa gejala yang biasa muncul mirip seperti anemia yaitu tubuh terasa lemas, pusing, dan jantung berdebar. Gejala lain yang mungkin yaitu pandangan kabur, sakit pada leher, dan mual. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk membedakan kedua gejala tersebut adalah cek laboratorium, dengan melihat tekanan darah dan parameter darah. Gejala pada anemia dan hipotensi dapat bertambah buruk seperti hilangnya kesadaran karena kurangnya pasokan oksigen pada organ tubuh. Jadi, jangan ragu, ya, untuk konsultasikan diri teman-teman pada dokter bila mengalami gejala-gejala tersebut terutama dalam jangka panjang, dan tentunya jangan asal konsumsi suplemen atau obat!. Oke?

Referensi: Anonim. 2020. Low Blood Pressure. Diakses di https://medlineplus.gov/ency/article/007278.htm pada 13 Mei 2020. Anonim. 2020. Anemia. Diakses di https://www.halodoc.com/kesehatan/anemia pada 12 Mei 2020. Kemenkes RI. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta. NHLBI. 2020. Low Blood Pressure Also Known as Hypotension. Diakses di https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/low-blood-pressure pada 13 Mei 2020. Putri, Nina Hertiwi. 2019. Tidak Hanya Lemas, Gejala Anemia Lain Juga Perlu Anda Kenali. Diakses di https://www.sehatq.com/artikel/tidak-hanya-lemas-gejala-anemia-lain-juga-perlu-anda-kenali pada 12 Mei 2020. WHO. 2011. Haemoglobin Concentrations for The Diagnosis of Anaemia and Assessment of Severity. Dalam Vitamin and Mineral Nutrition Information System halaman 1 – 6. Willy, Tjin. 2019. Anemia. Diakses di https://www.alodokter.com/anemia pada 12 Mei 2020.