02 Agt 2023
ditinjau oleh dr. M. Ade Wijaya
Pernahkah Anda mengalami rasa tidak nyaman di perut saat makan atau setelah makan? Mungkin Anda mengalami dispepsia. Kondisi ini cukup sering terjadi dan umumnya bisa mereda beberapa menit atau jam setelahnya. Lantas, apa itu dispepsia dan bagaimana cara mencegahnya? simak informasinya pada ulasan berikut ini.
Dispepsia merupakan istilah medis untuk menggambarkan nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas. Dengan kata lain, kondisi ini menunjukkan adanya gangguan pada proses pencernaan.
Ada banyak faktor yang bisa memengaruhi kondisi ini. Umumnya, dispepsia dipicu dari pola hidup, seperti:
Selain pola hidup, kondisi kesehatan tertentu juga bisa menyebabkan dispepsia, yaitu:
Gejala yang timbul akibat dispepsia tergantung pada penyebabnya. Umumnya, gejala dispepsia yang terjadi akibat kondisi kesehatan akan lebih sering muncul dibandingkan dispepsia karena pola hidup.
Dispepsia memiliki gejala khas, yaitu nyeri perut atau rasa tidak nyaman yang terjadi setelah makan. Selain itu, gejala khas tersebut bisa diikuti dengan beberapa gejala lain, seperti:
Gejala dispepsia ini bisa menjadi berbahaya apabila nyeri perut disertai dengan kesulitan bernafas, penurunan berat badan (unintended), disfagia (sulit menelan) progresif, muntah berulang atau persisten, hingga terjadi perdarahan saluran cerna. Kondisi ini perlu segera ditangani oleh dokter karena termasuk tanda bahaya (alarm symptom).
Baca Juga: Dispepsia: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati
Dispepsia mungkin akan menyebabkan kualitas hidup berkurang karena gejala yang ditimbulkan. Oleh sebab itu, mengurangi risiko terkena dispepsia dengan mencegahnya sangat direkomendasikan untuk menjaga kualitas hidup Anda.
Berikut adalah beberapa cara mencegah dispepsia, yaitu:
Mengubah pola makan, seperti tidak makan berlebihan, tidak makan dengan terburu-buru, dan mengatur waktu makan malam. Pasalnya, waktu makan malam yang berdekatan dengan tidur dapat memicu asam lambung naik dan menyebabkan dispepsia. Selain itu, sebaiknya hindari makanan yang bisa memicu dispepsia, seperti makanan berlemak, pedas, minuman berkarbonasi, kafein, dan alkohol.
Pola makan sehat tersebut sebaiknya diiringi dengan rutin berolahraga agar berat badan ideal terjaga. Pasalnya, kelebihan berat badan dapat menekan perut dan mendorong lambung hingga menyebabkan asam lambung naik ke esofagus atau kerongkongan dan menyebabkan dispepsia.
Stres berkepanjangan dapat memicu produksi asam lambung berlebih hingga menyebabkan dispepsia. Berdasarkan sebuah penelitian, orang-orang yang mengalami stres mental atau fisik berisiko untuk terkena dispepsia.
Oleh sebab itu, pengelolaan stres yang baik bisa mengurangi risiko terjadinya dispepsia. Anda bisa mencoba beberapa cara mengelola stres, seperti rutin berolahraga, menyisihkan waktu untuk diri sendiri, berpikiran positif, hingga mengatur napas selama beberapa menit.
Referensi:
Cleveland Clinic. 2022. Indigestion (Dyspepsia). https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/7316-indigestion-dyspepsia
Mayo Clinic. 2023. Indigestion. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/indigestion/symptoms-causes/syc-20352211
National Health Service UK. 2022. 10 Stress Busters. https://www.nhs.uk/mental-health/self-help/guides-tools-and-activities/tips-to-reduce-stress/
Shankar, Prem., et al. (2020). Relationship of functional dyspepsia with mental and physical stress. Annals of Psychophysiology. 7(1):25-30.