• Artikel
  • Kulit
  • 7 Pengobatan Dermatitis Kronis yang Tepat Menurut Medis

7 Pengobatan Dermatitis Kronis yang Tepat Menurut Medis

Kulit

03 Jun 2024

ditinjau oleh dr. Astrid Sophia Wulandari

Dermatitis merupakan sebuah istilah untuk menjelaskan sejumlah iritasi dan ruam kulit yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti alergi, zat-zat yang menyebabkan iritasi, faktor genetik, sistem kekebalan tubuh, dan infeksi. Gejala umumnya meliputi kulit kering, kemerahan, serta rasa gatal. Meski demikian, perlu dipahami bahwa dermatitis tidak menimbulkan kerusakan serius pada tubuh Anda dan tidak menular.

Ada beragam jenis dermatitis, masing-masing dengan karakteristik dan gejala yang berbeda. Beberapa di antaranya adalah atopic dermatitis (eksim), dermatitis kontak, dermatitis popok (ruam), dermatitis dishidrotik, neurodermatitis, dermatitis numular, dermatitis perioral/periorificial, dermatitis seboroik (ketombe, kerak kepala), dan dermatitis stasis. Setiap jenis dermatitis memiliki ciri yang khas dan memerlukan pengobatan yang sesuai. Lantas, bagaimana cara mengobati dermatitis kronis? Simak informasinya berikut ini!

Pengobatan dermatitis kronis

Pengobatan dermatitis bervariasi tergantung penyebab dan gejala yang Anda alami. Apabila perawatan mandiri di rumah tidak membantu, segera temui dokter untuk mendapat pengobatan yang tepat. Berikut adalah beberapa pengobatan dermatitis:

1. Menggunakan Kortikosteroid Topikal

Kortikosteroid adalah obat yang mengurangi peradangan dengan menghambat respons sistem kekebalan tubuh. Obat ini bentuknya krim atau salep, Anda dapat mengoleskan kortikosteroid langsung di area kulit yang terkena dermatitis.

Salep ini bekerja dengan mengurangi pembengkakan, kemerahan, gatal, dan kulit yang teriritasi. Kortikosteroid umumnya efektif untuk mengontrol gejala, namun penggunaan jangka panjang harus dalam pengawasan dokter.

2. Menjaga kulit tetap lembab

Kekeringan dapat memperburuk gejala dermatitis, oleh karena itu Anda harus menjaga kelembaban kulit dengan menggunakan pelembab secara teratur. Pelembab dapat berupa krim, lotion, atau salep. Anda dapat menggunakannya setelah mandi atau saat kulit terasa kering. Pilih pelembab tanpa pewarna, wewangian, dan bahan lain yang dapat mengiritasi kulit, ya.

3. Minum Antihistamin

Antihistamin merupakan obat yang mengurangi reaksi alergi dengan menghalangi efek histamin, zat yang dilepaskan oleh tubuh selama reaksi alergi dan menyebabkan gatal-gatal pada kulit. Obat ini umumnya digunakan untuk mengatasi gatal yang parah, terutama pada malam hari ketika gatal dapat mengganggu tidur. Antihistamin dapat mengurangi gejala gatal tetapi tidak mengatasi penyebab utama dermatitis.

4. Fototerapi

Pengobatan selanjutnya adalah fototerapi. Terapi ini menggunakan sinar UV untuk mengurangi peradangan pada kulit dan mengatasi gejala dermatitis. Terapi ini biasanya dilakukan dalam pengawasan dokter kulit dan menggunakan sinar UVA atau UVB. Fototerapi dapat membantu mengurangi peradangan dan gatal pada kulit.

5. Menggunakan sampo medis

Jika Anda mengalami dermatitis seboroik (ketombe atau kerak kepala), coba untuk menggunakan sampo medis. Sampo medis mengandung bahan aktif seperti selenium sulfida, zinc pyrithione, coal tar, atau ketoconazole, yang membantu mengurangi peradangan dan mengontrol pertumbuhan jamur atau bakteri pada kulit kepala.

6. Obat Sistemik

Untuk kondisi dermatitis yang parah atau tidak merespons pengobatan topikal, obat sistemik seperti kortikosteroid oral, metotreksat, atau siklosporin mungkin akan diresepkan oleh dokter. Obat-obatan ini bekerja dari dalam tubuh untuk mengontrol peradangan secara sistemik.

Penggunaan obat sistemik biasanya disesuaikan dengan keparahan penyakit dan memerlukan pengawasan ketat karena dapat menyebabkan efek samping serius. Terapi sistemik sering dianggap sebagai pilihan terakhir setelah terapi topikal dan fototerapi tidak berhasil.

7. Menggunakan Imunomodulator Topikal

Imunomodulator topikal adalah obat yang dioleskan langsung pada kulit, biasanya dalam bentuk krim atau salep. Obat ini bekerja dengan mengatur atau mengubah aktivitas sistem kekebalan tubuh di area yang terkena, membantu mengurangi peradangan dan gejala dermatitis.

Imunomodulator topikal biasanya digunakan untuk mengobati dermatitis atopik yang tidak merespons baik terhadap terapi konvensional atau untuk mengurangi ketergantungan pada kortikosteroid topikal. Beberapa contoh imunomodulator topikal yang umum digunakan adalah pimecrolimus dan tacrolimus. Penggunaan obat ini harus dalam pengawasan dokter.

Baca Juga: Dermatitis Kronis: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati

Untuk mempercepat proses penyembuhan, hindari mandi terlalu lama atau mandi dengan air panas. Jangan menggaruk ruam agar tidak menjadi luka dan gunakan sabun berbahan lembut untuk mandi.

Meskipun dermatitis tidak merusak tubuh dan tidak menular, kondisi ini tentu membuat Anda tidak nyaman, mengganggu aktivitas, dan menurunkan rasa percaya diri. Segera konsultasi dengan dokter atau ahli kulit untuk mendapatkan perawatan atau pengobatan dermatitis yang tepat, ya. Konsultasikan masalah dermatitis yang kamu alami dengan dokter dari Dkonsul sekarang juga!

Sumber:

Mayo Clinic. 2023. Dermatitis - Diagnosis and Treatment. Tautan: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dermatitis-eczema/diagnosis-treatment/drc-20352386

Cleveland Clinic. 2020. Dermatitis: Types, Treatments, Causes & Symptoms. Tautan: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4089-dermatitis

DermNet. 2022. Dermatitis: Types and Treatments. Tautan: https://dermnetnz.org/topics/dermatitis

Healthline. 2023. What is Dermatitis? Tautan: https://www.healthline.com/health/dermatitis#treatment