21 Feb 2024
ditinjau oleh dr. Astrid Sophia Wulandari
Keloid adalah benjolan bekas luka yang mengeras dan membesar hingga ukurannya lebih besar dari ukuran luka Anda. Benjolan ini muncul karena adanya reaksi abnormal saat proses penyembuhan luka atau iritasi kulit.
Menurut jurnal Scars, Burns & Healing, munculnya keloid bisa disebabkan faktor genetik. Secara umum, benjolan ini tidak berbahaya untuk kesehatan diri. Namun, kemunculan keloid tentu akan mempengaruhi kepercayaan diri karena membuat penampilan berbeda.
Jika Anda mengalami hal ini, tidak perlu terlalu khawatir, ya! Pasalnya, masih ada cara untuk mengatasinya.
Berikut adalah penjelasan mengenai ciri-ciri, penyebab, dan cara mengatasi keloid.
Untuk membedakan keloid dengan benjolan lainnya, Anda harus mengetahui ciri-cirinya. Berikut adalah ciri-ciri keloid:
Sebenarnya, para pakar juga belum dapat memastikan apa penyebab pasti dari keloid. Seperti yang telah dijelaskan di atas, kondisi ini diduga disebabkan karena reaksi tidak normal saat proses penyembuhan luka.
Jadi, tubuh memiliki protein yang bernama kolagen. Protein ini sangat berguna dalam proses penyembuhan luka. Namun, ketika tubuh memproduksi terlalu banyak kolagen, ada kemungkinan keloid muncul.
Selain itu, kemunculan keloid juga bisa dipicu oleh luka yang muncul di kulit. Luka tersebut bisa dipicu oleh hal-hal berikut:
Terkadang, ciri-ciri keloid mirip dengan gejala gangguan kulit lainnya. Misalnya, bengkaknya area sekitar tindikan karena reaksi alergi, sangat mirip dengan keloid.
Jika gejalanya mirip dengan gejala gangguan kulit lainnya, dokter mungkin akan melakukan prosedur biopsi. Dalam prosedur ini, dokter akan mengambil sedikit sampel dari benjolan yang ada di kulit, lalu memeriksanya menggunakan mikroskop.
Hasil pemeriksaan tersebut menentukan apakah benjolan yang Anda miliki itu keloid atau bukan.
Umumnya, dokter akan merekomendasikan beberapa cara berikut untuk mengatasi keloid, seperti:
Metode ini adalah salah satu cara paling umum yang dilakukan oleh dokter untuk mengatasi keloid.
Menurut penelitian yang dimuat di jurnal Clinical, Cosmetic, and Investigational Dermatology, sebanyak 50%-100% pasien yang menerima suntikan kortikosteroid mengalami penurunan gejala keloid.
Peneliti pada jurnal tersebut juga menjelaskan bahwa suntikan kortikosteroid terbukti efektif dalam mengurangi dimensi luka keloid dan meredakan gejalanya. Sebagian besar pasien merasa bahwa gatal dan nyeri mereda.
Selain itu, suntikan ini juga menurunkan kemungkinan munculnya keloid kembali.
Salah satu cara cepat untuk menghilangkan keloid adalah dengan menjalani prosedur operasi. Namun, prosedur ini berisiko memunculkan kembali keloid di kemudian hari.
Untuk menghindari risiko tersebut, biasanya dokter akan memberikan beberapa suntikan kortikosteroid terlebih dulu setiap dua atau tiga minggu sekali sebanyak empat kali sesi sebelum operasi.
Cara ini biasa digunakan setelah prosedur operasi untuk mengurangi aliran darah. Tujuannya adalah mencegah keloid datang kembali.
Dalam metode ini, dokter akan memberikan anting atau pakaian khusus yang dapat menekan area tubuh di sekitar keloid.
Untuk mendapat hasil yang positif, pasien harus menggunakan alat ini setidaknya 12-20 jam per hari selama beberapa bulan.
Plester ini tidak seperti plester untuk luka biasa. Soalnya, plester ini mengandung silikon khusus yang digunakan untuk kepentingan medis. Plester ini dapat membantu meredakan benjolan keloid.
Anda dapat menggunakan plester ini pada benjolan keloid yang sedang dialami atau menempelkannya pada luka yang baru muncul untuk mencegah keloid muncul.
Pada metode ini, dokter akan memaparkan sinar laser pada keloid. Tujuannya adalah untuk meredakan ketebalan dan menyamarkan warna keloid.
Dalam terapi radiasi, dokter akan memaparkan sinar-X dengan intensitas rendah pada benjolan keloid. Biasanya, pasien membutuhkan beberapa kali terapi untuk melihat keberhasilan dari terapi ini.
Itulah penyebab keloid dan cara menghilangkannya. Apabila Anda mengalami keloid, segera konsultasi ke dokter spesialis kulit, ya!
Chia-Hsuan Tsai dan Rei Ogawa. (2019). Keloid research: current status and future directions. Scars, Burns & Healing, Jan-Dec; 5: 2059513119868659 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6700880/
Mayo Clinic. Diakses pada November 2023. Keloid scar (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/keloid-scar/symptoms-causes/syc-20520901)
American Academy of Dermatology Association. Diakses pada November 2023. Keloid Scars: Causes (https://www.aad.org/public/diseases/a-z/keloids-causes)
Marco Morelli Coppola, Rosa Salzillo, Francesco Segreto, dan Paolo Persichetti. (2018). Clinical Cosmetic and Investigational Dermatology, 11: 387├óÔé¼ÔÇ£396 (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6063260/)