20 Oct 2023
ditinjau oleh dr. M. Ade Wijaya
Pernah melihat anak atau orang dewasa dengan kondisi mata juling? Atau, justru anak Anda yang tengah mengalami penurunan kualitas penglihatan dengan posisi salah satu mata yang tidak simetris?
Bisa jadi, anak tersebut mengalami gangguan penglihatan yang bernama ├óÔé¼╦£mata malas├óÔé¼Ôäó. Eits, bukan berarti anak Anda pemalas. Mata malas secara medis disebut ambliopia adalah gangguan mata berupa penglihatan kabur.
Semua gangguan mata memang membuat penglihatan kabur, tapi apa yang membedekan ambliopia dengan gangguan penglihatan lain? Lebih lanjutnya, yuk simak penjelasan lengkap pada artikel ini!
Ambliopia atau mata malas adalah gangguan penglihatan pada anak, terlebih pada masa pertumbuhan, dengan gejala umum mata buram pada salah satu mata. Hal ini dikarenakan saraf yang tersambung dari otak ke organ mata tidak dapat tersambung dan bekerja dengan baik.
Penyakit ambliopia disebut sebagai mata malas karena hanya satu mata anak yang mampu bekerja dengan baik. Masih berkaitan dengan kerja otak, salah satu mata yang normal akan bekerja dengan baik, sedangkan salah satu lainnya akan semakin memburuk.
Seiring pertumbuhan anak hingga dewasa, ambliopia dapat semakin memburuk. Penglihatan semakin kabur pada dua mata.
Ambliopia atau mata malas ini sering terjadi saat bayi baru lahir, atau seiring anak bertumbuh. Berikut ini adalah faktor risiko bayi atau anak mudah terkena gangguan mata malas:
Saat Anda membawa bayi atau anak untuk kontrol ke Dokter Spesialis Anak, terdapat diagnosis untuk cek kesehatan mata lebih lanjut dengan pemeriksaan fisik dan kemampuan penglihatan. Perlu diingat, menurut National Eye Institute, ada 3 dari 100 anak yang memungkinkan terkena ambliopia.
Tanda-tanda atau gejala anak mengalami ambliopia adalah sebagai berikut:
Pastinya, gejala tersebut juga didukung dengan hasil skrining mata anak yang tidak normal. Namun, banyak dari penderita ambliopia mengalami gejala ini tanpa disadari.
Ambliopia dapat terjadi karena beberapa hal berikut ini. Apa saja, ya?
Strabismus adalah ketidakseimbangan otot yang membuat mata bergerak dan berjalan tidak saling beriringan. Kemudian, strabismus membuat mata penderita ambliopia menjadi juling ke dalam, memutar, atau tidak fokus menatap lurus ke depan.
Kelainan refraksi ini membuat mata anak menjadi rabun jauh hingga astigmatisme yang terjadi pada salah satu mata. Dalam waktu lama, kelainan refraksi pada penderita ambliopia ini semakin bertambah jika tidak mendapatkan pengobatan dan penanganan lebih lanjut. Umumnya, kacamata digunakan untuk pengobatan kelainan refraksi pada mata malas.
Pada bayi dan anak, katarak dapat terjadi. Katarak ditandai dengan mata yang keruh dan mempengaruhi penglihatan. Perlu penanganan lebih lanjut oleh Dokter Mata agar penglihatan anak menjadi lebih jelas dan normal kembali.
Kelopak mata turun atau ptosis juga menjadi gejala ambliopia karena menghalangi menghalangi penglihatan anak dalam tumbuh kembangnya.
Ambliopia atau mata malas pada anak tentunya dapat diobati dengan cara berikut:
Maka dari itu, bila anak Anda mengalami tanda-tanda ambliopia, segera lakukan konsultasi dokter mata untuk mendapatkan pengobatan dan tindakan lebih lanjut. Sebab, ambliopia atau mata malas pada anak dapat terjadi sampai dewasa jika tidak disembuhkan.
Referensi:
National Eye Institute. 2022. Amblyopia (Lazy Eye). https://www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-and-diseases/amblyopia-lazy-eye
Mayo Clinic. 2021. Lazy eye (amblyopia). https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/lazy-eye/symptoms-causes/syc-20352391
Cleveland Clinic. 2023. Amblyopia (Lazy Eye). https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/10707-amblyopia-lazy-eye
American Academy of Opthalmology. 2023. Amblyopia: What Is Lazy Eye?. https://www.aao.org/eye-health/diseases/amblyopia-lazy-eye