Dispepsia: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati

Kesehatan

30 Mei 2024

ditinjau oleh dr. Astrid Sophia Wulandari

Pernahkah Anda mengalami rasa tidak nyaman di perut bagian atas setelah makan atau minum? Rasanya seperti mual, perut begah atau kembung, atau nyeri di ulu hati. Mungkin Anda mengalami dispepsia. Kondisi ini cukup sering terjadi dan umumnya dapat mereda dalam beberapa menit atau beberapa jam setelahnya.

Dispepsia bukanlah sebuah penyakit, melainkan sekumpulan gejala yang menandakan adanya penyakit atau gangguan pencernaan. Lantas, apa itu dispepsia dan bagaimana cara mengobatinya? Simak informasinya berikut ini!

Apa itu dispepsia?

Dispepsia adalah istilah medis untuk menggambarkan nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas, umumnya terjadi setelah makan atau minum. Kondisi ini menunjukkan adanya gangguan pada proses pencernaan. Dispepsia memiliki beberapa gejala umum seperti rasa mual/ingin muntah, perut terasa begah atau kembung, mudah kenyang, dan nyeri di area ulu hati.

Gangguan pencernaan atau dispepsia yang terjadi sesekali merupakan hal yang normal. Namun, kadang gangguan pencernaan dapat terjadi secara teratur selama beberapa minggu atau bulan. Jika demikian, ini mungkin merupakan tanda dari masalah lain yang mendasarinya, misalnya penyakit refluks gastroesofageal (GERD), tukak lambung, atau penyakit kandung empedu.

Penyebab dispepsia

Ada banyak faktor yang bisa memengaruhi kondisi ini. Umumnya, dispepsia dipicu dari pola hidup, seperti:

  • Makan terlalu banyak atau cepat.
  • Mengonsumsi makanan tinggi lemak, berminyak, atau pedas.
  • Mengonsumsi terlalu banyak kafein, alkohol, coklat, atau minuman berkarbonasi.
  • Merokok.
  • Stres berlebih dan cemas.
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, misalnya obat anti nyeri terlalu banyak atau antibiotik tertentu.

Selain lifestyle, beberapa kondisi kesehatan tertentu juga dapat menyebabkan dispepsia, seperti:

  • Kehamilan.
  • Diabetes.
  • Sindrom iritasi usus besar.
  • Batu empedu.
  • Penyakit tiroid.
  • Kanker lambung.
  • Pankreatitis atau peradangan pankreas .
  • Penyakit refluks gastroesofageal (GERD).
  • Intoleransi laktosa, gluten, dan intoleransi lainnya

Dengan mengetahui berbagai faktor yang menyebabkan dispepsia, baik dari gaya hidup atau kondisi kesehatan tertentu, Anda perlu mengetahui pemicu dispepsia dan berusaha mengelolanya dengan mengubah gaya hidup dan konsultasi dengan dokter untuk mengetahui kondisi kesehatan tertentu yang mungkin memengaruhi dispepsia.

Gejala dispepsia

Gejala yang timbul akibat dispepsia tergantung pada penyebabnya. Umumnya, gejala dispepsia yang terjadi akibat kondisi kesehatan akan lebih sering muncul dibandingkan dispepsia karena pola hidup. Dispepsia memiliki gejala khas, yaitu nyeri perut atau rasa tidak nyaman yang terjadi setelah makan.

Selain itu, gejala khas tersebut bisa diikuti dengan beberapa gejala lain, seperti:

  • Mudah merasa kenyang
  • Perut terasa begah atau kembung setelah makan
  • Sering buang angin
  • Sering bersendawa
  • Mual
  • Asam lambung naik
  • Regurgitasi (makanan yang sudah ditelan kembali naik)

Gejala dispepsia ini bisa menjadi berbahaya apabila nyeri perut disertai dengan kesulitan bernafas, penurunan berat badan (unintended), disfagia (sulit menelan) progresif, muntah berulang atau persisten, hingga terjadi perdarahan saluran cerna. Kondisi ini perlu segera ditangani oleh dokter karena termasuk tanda bahaya (alarm symptom).

Cara mengobati dispepsia

Perawatan untuk dispepsia tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Berikut adalah cara mengobati dispepsia:

1. Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat

  • Menghindari atau membatasi makanan pemicu dan mengonsumsi makanan yang mudah dicerna.
  • Membatasi konsumsi minuman berkafein, susu, alkohol dan merokok.
  • Menghindari makan dalam porsi besar
  • Makan dengan porsi kecil lebih sering
  • Jangan berbaring setelah makan, tunggu hingga 3 jam setelahnya
  • Melakukan diet sehat agar berat badan menjadi ideal
  • Meninggikan bagian kepala di tempat tidur.
  • Berolahraga secara rutin
  • Mengelola stres
  • Istirahat yang cukup

2. Mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter

Jika Anda berkonsultasi dengan dokter, umumnya dokter akan meresepkan obat-obatan yang dapat meredakan gejala dispepsia. Obat-obatan tersebut seperti antasida, H-2 receptor antagonists, Proton pump inhibitors (PPIs), Prokinetik, Antibiotik atau Antidepresan dosis rendah. Penting untuk diingat bahwa konsumsi obat-obatan untuk meredakan dispepsia harus dilakukan di bawah pengawasan dokter, ya. Agar pengobatan berjalan efektif dan aman.

3. Terapi psikologis

Dispepsia kronis dapat menurunkan kualitas hidup dan, Anda dapat mencoba melakukan terapi psikologis untuk membantu mengurangi stres dan mengelola gejala dispepsia. Beberapa terapi yang bisa kamu coba adalah biofeedback, hipnoterapi, terapi relaksasi, dan cognitive behavioral therapy.

Dispepsia merupakan gangguan pencernaan yang umum terjadi, namun jika gejala terjadi secara rutin dan mengganggu aktivitas, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Anda bisa konsultasi dengan dokter terbaik dari Dkonsul yang selalu siap membantu. Yuk, coba konsultasi sekarang!

Sumber:

Medical News Today. 2022. Dyspepsia: Symptoms, Causes and Treatments. Tautan: https://www.medicalnewstoday.com/articles/163484#treatments

Healthline. 2020. Why Do I Have Indigestion? Tautan: https://www.healthline.com/health/indigestion#diagnosis

Cleveland Clinic. 2022. Indigestion (Dyspepsia). https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/7316-indigestion-dyspepsia

Mayo Clinic. 2023. Indigestion. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/indigestion/symptoms-causes/syc-20352211

National Health Service UK. 2022. 10 Stress Busters. https://www.nhs.uk/mental-health/self-help/guides-tools-and-activities/tips-to-reduce-stress/

Shankar, Prem., et al. (2020). Relationship of functional dyspepsia with mental and physical stress. Annals of Psychophysiology. 7(1):25-30.

Konsultasi Hemat Sekarang! Ini Serius Looh!!