31 Jul 2023
ditinjau oleh dr. M. Ade Wijaya
Melansir dari Kementerian Kesehatan RI, kasus hipertensi di Indonesia pada tahun 2018 diperkirakan mencapai 70 juta orang dan terus meningkat tiap tahunnya. Dengan kata lain, satu dari tiga orang Indonesia mengidap hipertensi.
Hipertensi tidak terjadi begitu saja melainkan karena akumulasi dari usia dan pola hidup tidak sehat. Selain itu, kondisi medis tertentu, seperti diabetes dan obesitas juga bisa meningkatkan risiko terkena hipertensi.
Penderita hipertensi biasanya tidak akan merasakan gejala hingga tekanan darahnya mencapai 180/120 mmHg atau lebih. Gejala yang muncul bisa berupa sakit kepala, jantung berdebar, hingga pingsan tak sadarkan diri.
Kondisi hipertensi yang tidak terkontrol selama bertahun-tahun akan sangat berbahaya. Pasalnya, kondisi ini dapat memicu kerusakan pada beberapa organ tubuh hingga menyebabkan keterbatasan fisik atau bahkan kematian.
Baca Juga: Cara Mencegah Hipertensi dengan Aktivitas Fisik
Berikut adalah beberapa bahaya hipertensi pada organ tubuh manusia.
Pembuluh nadi atau arteri adalah pembuluh darah yang bertugas mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh. Nah, adanya hipertensi akan meningkatkan tekanan darah di arteri secara perlahan. Bila kondisi ini terjadi secara terus menerus, maka dapat menyebabkan:
Kerusakan dan penyempitan arteri. Hipertensi dapat merusak lapisan dalam arteri. Hal ini terjadi karena lemak-lemak yang masuk dalam aliran darah menumpuk menjadi plak di arteri sehingga menyebabkan kelenturannya berkurang dan mengganggu peredaran darah tubuh.
Aneurisma. Tekanan darah yang tinggi selama bertahun-tahun dapat menyebabkan arteri melemah. Arteri yang melemah ini dapat menyebabkan pembengkakan atau tonjolan seiring waktu. Arteri yang menonjol dapat berisiko untuk pecah dan menyebabkan perdarahan dalam hingga kematian.
Selain pada pembuluh nadi, hipertensi dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan jantung, seperti:
Penyakit jantung koroner. Kondisi arteri yang rusak dan sempit tadi akan menghambat proses aliran darah ke jantung. Aliran darah ke jantung yang terlalu sedikit dapat menyebabkan risiko penyakit jantung, seperti nyeri dada (angina), ritme jantung tidak teratur (aritmia), atau serangan jantung.
Gagal jantung. Hipertensi dapat menyebabkan penegangan pada jantung akibat usaha memompa yang lebih besar. Kondisi ini akan mengakibatkan otot jantung melemah dan berkurangnya fungsi jantung seiring waktu. Akhirnya, jantung akan berhenti bekerja atau gagal jantung.
Otak dapat berfungsi dengan baik apabila aliran darah ke organ ini lancar. Namun, bahaya adanya hipertensi dapat mengganggu aliran darah di otak hingga menyebabkan beberapa kondisi, seperti:
Stroke. Kondisi ini terjadi saat otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup, sehingga menyebabkan sel otak mati. Hipertensi dapat menjadi sebab terjadinya stroke. Pertama, hipertensi menyebabkan pembuluh darah di otak menyempit, pecah, atau bocor. Kedua, hipertensi menyebabkan penumpukan plak sehingga aliran darah di otak tersumbat dan mati.
Demensia. Penyempitan pembuluh darah akibat hipertensi dapat menyebabkan aliran darah ke otak menjadi sangat terbatas. Hal ini bisa menjadi penyebab terjadinya demensia vaskuler atau penurunan daya ingat dan cara pikir akibat masalah aliran darah ke otak.
Bahaya hipertensi lainnya bisa menyebabkan kerusakan pada ginjal. Pasalnya, agar ginjal berjalan sesuai fungsinya, organ ini membutuhkan bantuan dari pembuluh darah yang sehat. Adanya hipertensi dapat merusak pembuluh darah di ginjal. Beberapa kerusakan ginjal yang mungkin terjadi seperti:
Selain keempat organ tersebut, bahaya hipertensi bisa mencapai mata. Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah yang kecil dan halus di mata, seperti:
Kerusakan pembuluh darah di retina (retinopati). Kerusakan pembuluh darah dapat terjadi pada jaringan tipis yang sensitif terhadap cahaya (retina) menyebabkan perdarahan di mata, pandangan buram, dan kehilangan penglihatan.
Kerusakan saraf (neuropati optik). Adanya sumbatan aliran darah di mata dapat menyebabkan kerusakan pada saraf optik. Kondisi ini akan membuat penderitanya mengalami perdarahan di dalam mata atau kehilangan penglihatan.
Melakukan perubahan pola hidup yang sehat adalah kunci dari penanganan hipertensi. Selain menjaga pola tidur, olahraga teratur, dan mengatur pola makan yang sehat dan bergizi, Anda juga perlu mengurangi garam dalam makanan dan berhenti merokok.
Pada kasus hipertensi yang parah, Anda mungkin perlu mempunyai tensimeter atau alat untuk mengukur tekanan darah agar kondisi hipertensi dapat dikontrol secara rutin. Dokter juga mungkin akan merekomendasikan beberapa obat untuk menurunkan tekanan darah.
Baca Juga: Tips Menjaga Tekanan Darah Normal
Nah, demikianlah informasi mengenai apa saja bahaya hipertensi yang bisa terjadi pada organ tubuh serta cara mengatasinya. Hipertensi adalah kondisi serius namun diam-diam bisa mematikan apabila tidak ditangani dengan benar. Menjaga pola hidup sehat dan segera mengkonsultasikan kondisi ke dokter saat sakit dapat membantu menjaga kesehatan dalam jangka waktu yang lama.
Referensi:
Mayo Clinic. 2022. High Blood Pressure Dangers: Hypertention├óÔé¼Ôäós Effects on Your Body. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-pressure/in-depth/high-blood-pressure/art-20045868
Cleveland Clinic. 2023. High Blood Pressure (Hypertension). https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4314-hypertension-high-blood-pressure#symptoms-and-causes
Food and Drug Administration. 2021. High Blood Pressure├óÔé¼ÔÇ£Understanding the Silent Killer. https://www.fda.gov/drugs/special-features/high-blood-pressure-understanding-silent-killer
Centers for Disease Control and Prevention. 2021. About High Blood Pressure. https://www.cdc.gov/bloodpressure/about.htm